Judul Film : Akeelah and the Bee
Pemain : Keke Palmer, Laurence
Fishburne, Angela Basset, Curtis Armstrong,
JR Villarreal, Sean Michael
Tahun Rilis : 2005
Sutradara : Doug Atchison
Rumah Produksi : Lions Gate
Akeelah Anderson (Keke Palmer), 11 tahun, merasa tidak
nyaman dengan hidupnya ketika ia mulai sekolah di SMP Crenshaw. Akeelah tidak
puas dengan sekolahnya yang tidak memiliki fasilitas memadai. Ia juga sering
mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari teman-temannya. Sebagai wujud
kekesalannya, ia jarang mengerjakan PR, sering bolos, dan acuh tak acuh
terhadap teguran gurunya.
Tapi, bukan berarti ia lantas bodoh. Akeelah pernah lompat
kelas saat kelas 2 sehingga umurnya lebih muda daripada teman-teman sekelasnya.
Guru kelasnya, Mrs. Cross, melaporkan pada Kepala Sekolah, Mr. Welch (Curtis
Armstrong), bahwa Akeelah melakukan kesalahan dalam tes mengeja, meski ia tak
belajar sebelum tes.
Mr. Welch berusaha membujuk Akeelah untuk ikut serta dalam
lomba mengeja atau Spelling Bee sehingga sekolah bisa mendapat pendanaan untuk
kelangsungan proses belajar-mengajar. Dengan ancaman hukuman atas absensinya,
Mr. Welch berhasil membuat Akeelah bersedia berkompetisi dalam ajang Spelling
Bee melawan teman-teman sekolahnya.
Akeelah menang dengan mudah. Seorang mantan juara nasional
Spelling Bee, Dr. Larabee (Laurence Fishburne), ditunjuk menjadi pelatihnya
mempersiapkan diri menghadapi kompetisi di tingkat kabupaten mewakili sekolah.
Sayang, Akeelah bersikap tidak sopan sehingga Dr. Larabee tidak bersedia
melatihnya.
Meski berhasil masuk 10 besar yang akan bersaing di tingkat
regional, Akeelah merasa dirinya hanya sedang beruntung. Ia sadar, ia butuh
seorang pelatih untuk menghadapi lawan-lawannya nanti. Dengan ibu yang
melarangnya ikut perlombaan, lawan yang sangat tangguh, dan ketiadaan seseorang
yang melatihnya, Akeelah merasa tidak akan sanggup menghadapi final di tingkat
regional.
Berhasilkah ia membujuk ibunya untuk memberinya ijin
mengikuti lomba? Akankah Dr. Larabee bersedia melatihnya setelah Akeelah
meminta maaf? Bisakah Akeelah lolos ke final tingkat nasional dan menandingi
peserta lomba lainnya, terutama Dylan Chiu, runner up selama dua tahun
berturut-turut yang juga bertekad menang tahun ini?
Film ini akan
membuka mata kita, bahwa seringkali kita tidak menyadari bakat yang kita
miliki. Ada pula yang mengetahui bakat yang dimiliki, tapi tidak punya, entah niat
atau keberanian, untuk mengembangkan bakatnya. Takut gagal, takut mempermalukan
diri sendiri, takut diejek, takut dianggap aneh, takut kalah, dan segelintir
ketakutan lainnya. Film ini mengajak kita untuk berani melawan ketakutan-ketakutan
tersebut. Berani berproses dan menikmati proses.

1 comments:
gan numpang copas untuk tugas
Post a Comment